Profil

My Photo
HI! My name is Nabilah Sumayyah and I'll try to do the best, and make my parents proud of me.
Tuesday 2 January 2018

Pengemis dan Shalawat Badar; Perspektif Sosiologi Sastra

Halo! Kalian pernah membaca atau mendengar sebuah cerita pendek yang bercerita tentang seorang pengemis yang melantunkan Shalawat Badar? Yap, cerpen berjudul 'Pengemis dan Shalawat Badar' karya Ahmad Tohari tersebut cukup menarik dan memiliki makna tersendiri. Berikut penggalan cerpen tersebut:

"Kukira aku masih dalam mimpi ketika kurasakan peristiwa yang hebat. Mula-mula kudengar guntur meledak de­ngan suara dahsyat. Kemudian kulihat mayat-mayat beterbangan dan jatuh di sekelilingku. Mayat-mayat itu terluka dan beberapa di antaranya kelihatan sangat mengerikan. Karena merasa takut aku pun lari. Namun sebuah batu tersandung dan aku jatuh ke tanah.."

Bagi kalian yang ingin membaca cerpen lebih lanjut, silakan klik disini.

Nah, untuk teman-teman sobat akademika sekalian yang mungkin ingin melihat cerpen ini dari perspektif lain, saya ada referensi menarik nih dari Jurnal Dialektika. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia tersebut pada Volume 3 No. 2 Tahun 2016 menerbitkan salah satu jurnal berjudul "PENGEMIS DAN SHALAWAT BADAR: HUBUNGAN ANTARA PENGARANG, MEDIA, DAN KARYA" yang ditulis oleh Ulil Abshar.

Jurnal ini mendeskripsikan cerpen Pengemis dan Shalawat Badar dalam perspektif sosiologi sastra. Nih, cek aja abstraknya:

Abstrak: Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan cerita pendek Pengemis dan Shalawat Badar dalam perspektif sosiologi sastra. Dengan begitu, bahasan dalam tulisan ini berusaha menunjukkan tiga hal: (1) pengaruh sebuah karya sastra terhadap pembaca; (2) kehidupan sosial pengarang sebagai pencipta karya sastra, dan (3) karya sastra sebagai rekaman dari realita sosial yang dipantulkan oleh pengarang. Dalam bahasannya, penulis membahas keterkaitan Ahmad Tohari dengan berbagai media dalam proses publikasi Pengemis dan Shalawat Badar, posisi Ahmad Tohari sebagai bagian dari masyarakat sosial tempat dia hidup dan menghayati kehidupannya, dan cerpen Pengemis dan Shalawat Badar sebagai bayangan dari realita sosial yang dibicarakan oleh Ahmad Tohari. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disipulkan bahwa setiap teks memiliki konteksnya tersendiri. Konteks itu selalu bertemali dengan ruang dan waktu yang selalu berubah dan berkontribusi dalam pembangunan dan perubahan makna sebuah teks. Tidak terkecuali makna dari teks Pengemis dan Shalawat Badar yang berbeda-beda sesuai dengan ruang dan waktu kehadirannya.
Kata Kunci: cerita pendek; Ahmad Tohari; Pengemnis dan Shalawat Badar; Pendekatan Sosiologis

Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v3i2.5302

Untuk kalian yang tertarik membaca jurnalnya silakan klik link berikut: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/dialektika/article/view/5302

^^

0 Comment:

Post a Comment

 
;