Ternyata kemunculanmu semalam tak begitu berhasil membuatku tersenyum puas seperti biasanya.
Apa karena banyak darimu yang tertutup pekatnya awan?
Tidak. Biasanya pun jika begitu, senyumku akan tetap merekah.
Lalu, mengapa semalam tadi aku begitu gundah?
Seperti sedih yang tidak bisa terungkap, selalu terpendam.
Inginku tertawa, tapi sulit. Ada yang tertahan.
Hey, ternyata kita sama!
Meski terlihat terang berbinar, kita masih tertutup awan.
Kau dengan awan sungguhan,
dan aku dengan awan yang kuciptakan sendiri.
Sepertinya aku butuh angin segar untuk meniup awan sendu ini.
Atau aku harus menghilangkannya dengan membuat hujan?
Hujan selalu berakhir dengan pelangi, 'kan?
0 Comment:
Post a Comment